Kita perturunkan tiga dahulu, kalau geram sangat mungkin jadi sampai 50 kerana halaman buku indah ini 316 muka surat di mana hampir tiap-tiap muka surat ada pantun!
---
Datuk berpantun di halaman VII -
Ke Pulau Ulu kita bersampan,
Jangan tenggelam di lautan* luas,
Kalau nak tahu kebesaran Tuhan,
Lihatlah alam terbentang luas!
Disebabkan polanya tidak sekata -
5,5
5,5
5,6
5,5
Maka cadangan sahaya begini -
Ke Pulau Ulu kita bersampan,
Jangan tenggelam di lautan* luas,
Kalau nak tahu besarnya Tuhan,
Lihatlah alam terbentang luas!
agar polanya menjadi sekata -
5,5
5,5
5,5
5,5
---
Datuk juga berpantun di halaman 1 -
Buah lada buah terung,
Dalam perahu diletak bunga,
Dari jendela nampak gunung,
Baruku tahu indahnya dunia*!
Disebabkan polanya tidak sekata -
4,4
5,5
5,4
5,5
Maka cadangan sahaya begini -
Buahnya lada buahnya terung,
Dalam perahu diletak bunga,
Dari jendela nampaklah gunung,
Baruku tahu indahnya dunia*!
agar polanya menjadi sekata -
5,5
5,5
5,5
5,5
---
Datuk juga berpantun di halaman 7 -
Air, tanah, angin dan api,
Itulah unsur hidup di dunia*,
Kalau peramah dan berbudi,
Alamatlah hidup akan bahagia*!
Disebabkan polanya tidak sekata -
4,5
5,5
5,4
6,6
Maka cadangan sahaya begini -
Air dan tanah, angin dan api,
Itulah unsur hidup di dunia*,
Kalau peramah juga berbudi,
Alamat hidup akan bahagia!
agar polanya menjadi sekata -
5,5
5,5
5,5
5,5
Wallahu'alam
سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
---
Datuk berpantun di halaman VII -
Ke Pulau Ulu kita bersampan,
Jangan tenggelam di lautan* luas,
Kalau nak tahu kebesaran Tuhan,
Lihatlah alam terbentang luas!
Disebabkan polanya tidak sekata -
5,5
5,5
5,6
5,5
Maka cadangan sahaya begini -
Ke Pulau Ulu kita bersampan,
Jangan tenggelam di lautan* luas,
Kalau nak tahu besarnya Tuhan,
Lihatlah alam terbentang luas!
agar polanya menjadi sekata -
5,5
5,5
5,5
5,5
---
Datuk juga berpantun di halaman 1 -
Buah lada buah terung,
Dalam perahu diletak bunga,
Dari jendela nampak gunung,
Baruku tahu indahnya dunia*!
Disebabkan polanya tidak sekata -
4,4
5,5
5,4
5,5
Maka cadangan sahaya begini -
Buahnya lada buahnya terung,
Dalam perahu diletak bunga,
Dari jendela nampaklah gunung,
Baruku tahu indahnya dunia*!
agar polanya menjadi sekata -
5,5
5,5
5,5
5,5
---
Datuk juga berpantun di halaman 7 -
Air, tanah, angin dan api,
Itulah unsur hidup di dunia*,
Kalau peramah dan berbudi,
Alamatlah hidup akan bahagia*!
Disebabkan polanya tidak sekata -
4,5
5,5
5,4
6,6
Maka cadangan sahaya begini -
Air dan tanah, angin dan api,
Itulah unsur hidup di dunia*,
Kalau peramah juga berbudi,
Alamat hidup akan bahagia!
agar polanya menjadi sekata -
5,5
5,5
5,5
5,5
*Perkataan huruf vokal yang berturutan bersebelahan seperti dunIA boleh dibaca dengan du-ni-ya (3) atau du-nia (2), la-wu-tan (3) atau lau-tan (2) juga. Hal ini dapat dikesan dengan pengiraan pola puisi daripada puisi-puisi berpola Pak Samad. Oleh itu, para pembaca pantun dan puisi berpola wajar perhati benar kiraan pola bagi memilih antara kedua-dua bacaan pola puisi itu apabila hendak deklamasi.
Wallahu'alam
سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
No comments:
Post a Comment