FIRASAT DIINGAT SANG PELACUR
Ke lorong dia laju meluncur,
Timbang imannya semakin luntur,
Cermin akhiratnya makin menghabuk kabur,
Amarah pasti pada sang penegur!
Saat jatuh bercucur keringatnya melacur,
Maka jiwa hati sukma kecur melecur menggelupur,
Hingga tubuhnya kian mengendur,
Darinya lorong dia makin menggesot mundur,
Sehingga dia akhirnya hancur,
Dengan mayatnya kaku terbujur,
Segera ditalkinkan di tanah kubur yang berlumpur kotor,
Tiada subur untuk digembur!
Tiada subur untuk digembur!
Jangan kau ingat Lorong Haji Taib itu satu,
Lorong Haji Taib itu hakikatnya beribu!
Selagi mana dunia masih dikejar tegar lantaran ketegar!
Patah tumbuh hilang berganti
Iman diganti nafsu,
Nafsu merajai,
Dengan sepenuh hati!
Bukankah dengan hati yang penuh,
Hatta emas buruk dapat disepuh?
Hati yang penuh itu buta pada dosa dan pahala!
Maka, jangan kau hairan,
Yang pelacur masih melacurkan
Yang berjihad masih berjihad
Kerna persamaan sang pelacur dan sang mujahid
Padanya hati yang penuh melaut langit!
#Perhentian Lorongan Beribu Haji Taib, Zulhijjah 1432H
Cinta kepada DUNIA adalah kepala bagi setiap kejahatan!
No comments:
Post a Comment