Aduhai...
Main langgar sampan terkolek,
Terjongkang-jongket membolak-balik,
Kalau benar ikhlas mendidik,
Tiada diungkit walau sedetik!
Lelunyai...
Tiang serombong sukar dibentur,
Habis bercucur peluh terhoyong,
Menuduh sombong tiada menegur,
Tiada menegur itulah sombong!
Alahai....
Alahai gila lorongnya sulit,
Meski waima laut membujur,
Sejaknya muda otaknya sempit,
Sampai ke tua matanya kabur!
Aduhai...
Wahai sang muda itulah ragam,
Perlu perhati sang tua ini,
Agar tibanya waktu nan agam,
Tak kau lazimi gaya begini!
Amin!
Ingatlah gurindam pasal yang kesembilan;
Tua manakah mulia,
Muda manakah bahgia :-
“Adapun orang tua yang hemat,
syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru,
dengan syaitan jadi berseteru.”
Ingatlah juga gurindam pasal pertama;
Khulasah segala isinya hidup,
Selagi mata berkedip redup :-
“Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang teperdaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah Ia dunia mudarat.”
Bukankah bahgian dunia akan manusia nan culas,
Perlukah jasamu diharap mereka membalas?
“Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.”
“Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata,
kepada hati yang tidak buta.”
---
Lubuk hati muda bergelora,
Mencari makna drama Sang Tua;
12.28 tengah malam,
Jumaat, 20 Syawal 1433 H
سبحان الله وبحمده، سبحان الله العظيم
سبحان الله والحمدلله ولا إله إلا الله والله أكبر
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه اجمعين وسلم
No comments:
Post a Comment